Kamis, 12 Mei 2011

KONTRASEPSI MINIPIL

BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFENISI MINIPIL
Minipil adalah pil KB yang hanya mengandung hormon progesteron dalam dosis rendah. Minipil atau pil progestin disebut juga pil menyusui. Dosis progestin yang digunakan 0,03-0,05 mg per tablet.
B. JENIS MINI PIL
Mini pil terbagi dalam 2 jenis yaitu:
1. Mini pil dalam kemasan dengan isi 28 pil : mengandung 75 mikro gram desogestrel.
2. Mini pil dalam kemasan dengan isi 35 pil : mengandung 300 mikro gram levonogestrel atau 350 mikro gram noretindron.
Contoh minipil antara lain:
 Micrinor, NOR-QD, noriday, norod mengandung 0,35 mg noretindron.
 Microval, noregeston, microlut mengandunng 0,03 mg levonogestrol.
 Ourette, noegest mengandung 0,5 m g norgeestrel.
 Exluton mengandung 0,5 mg linestrenol.
 Femulen mengandung 0,5 mg etinodial diassetat.
3

C. CARA KERJA MINIPIL
Cara kerja dari kontrasepsi pil progestin atau minipil dalam mencegah kehamilan antara lain dengan cara:
1. Menghambat ovulasi.
2. Mencegah implantasi.
3. Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma.
4. Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma menjadi terganggu.
D. EFEKTIFITAS MINIPIL
Pil progestin atau minipil sangat efektif (98,5%). Penggunaan yang benar dan konsisten sangat mempengaruhi tingkat efektifitasnya. Efektifitas penggunaan minipil akan berkurang pada saat mengkonsumsi obat anti konvulsan (fenitoin), carbenzemide, barbiturat, dan obat anti tuberkulosis (rifampisin).
Adapun cara untuk menjaga kehandalan minipil antara lain:
1. Minum pil setiap hari pada saat yang sama.
2. Penggunaan minipil jangan sampai ada yang lupa.
3. Senggama dilakukan 3-20 jam setelah minum minipil.
4. Dari bukti penelitian kehandalan minipil lebih pada wanita yang berusia tua dibandingkan dengan yang bersusia muda.

4
E. KERUGIAN MINIPIL
Kontrasepsi pil progestin atau minipil mempunyai kerugian, antara lain:
1. Memerlukan biaya.
2. Harus selalu tersedia.
3. Efektifitas berkurang apabila menyusui juga berkurang.
4. Penggunaan mini pil bersamaan dengan obat tuberkulosis atau epilepsi akan mengakibatkan efektifitas menjadi rendah.
5. Mini pil harus diminum setiap hari dan pada waktu yang sama.
6. Angka kegagalan tinggi apabila penggunaan tidak benar dan konsisten.
7. Tidak melindungi dari penyakit menular seksual termasuk HBV dan HIV/AIDS.
8. Mini pil tidak menjamin akan melindungi dari kista ovarium bagi wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik.

F. KEUNTUNGAN MINIPIL
Adapun keuntungan dari penggunaan kontrasepsi minipil adalah sbb:
 Cocok sebagai alat kontrasepsi untuk perempuan yang sedang menyusui
 Sangat efektif untuk masa laktasi
 Dosis gestagen rendah
 Tidak menurunkan produksi ASI
 Tidak mengganggu hubungan seksual

5
 Kesuburan cepat kembali
 Idak memberikan efek samping estrogen
 Tidak ada bukti peningkatan resiko penyakit kardiovaskuler, resiko tromboemboli vena dan resiko hipertensi
 Cocok untuk perempuan yang menderita diabetes mellitus.
 Cocok untuk perempuan yang tidak bias mengkomsumsi estrogen
 Dapat mengurangi disminorhea

G. EFEK SAMPING PENGGUNAAN MINIPIL

Efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan pil progestin atau mini pil antara lain:
 Gangguan haid (perdarahan bercak, spotting, amenorea dan haid tidak teratur).
 Peningkatan/penurunan (fluktuasi) berat badan.
 Nyeri tekan payudara
 Mual.
 Pusing.
 Perubahan mood.
 Dermatitis atau jerawat.
 Kembung
 Depresi
 Hirsutisme (pertumbuhan rambut atau bulu yang berlebihan pada daerah muka) tetapi sangat jarang.

6

H. INDIKASI PENGGUNAAN MINIPIL

Kriteria yang boleh menggunakan pil progestin atau minipil antara lain:
o Wanita usia reproduksi.
o Wanita yang telah memiliki anak maupun yang belum mempunyai anak.
o Pasca persalinan dan tidak menyusui.
o Menginginkan metode kontrasepsi efektif selama masa menyusui.
o Pasca keguguran.
o Tekanan darah kurang dari 180/110 mmHg atau dengan masalah pembekuan darah.
o Tidak boleh mengkonsumsi estrogen atau lebih senang menggunakan progestin.
o Perokok segala usia.

I. KONTRA INDIKASI MINIPIL
Kriteria yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi pil progestin atau minipil antara lain:
• Wanita usia tua dengan perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya.
• Wanita yang diduga hamil atau hamil.
• Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid.
• Riwayat kehamilan ektopik.
• Riwayat kanker payudara atau penderita kanker payudara.
• Wanita pelupa sehingga sering tidak minum pil.
• Gangguan tromboemboli aktif (bekuan di tungkai, paru atau mata).
• Ikterus, penyakit hati aktif atau tumor hati jinak maupun ganas.
7
• Wanita dengan miom uterus.
• Riwayat stroke.
• Perempuan yang sedang mengkonsumsi obat-obat untuk tuberculosis dan epilepsi
J. WAKTU MULAI MENGGUNAKAN MINIPIL
 Mulai hari pertama sampai hari kelima siklus haid. Tidak diperlukan pencegahan dengan kontrasepsi lain
 Dapat digunakan setiap saat, asal saja tidak terjadi kehamilan. Bila menggunakannya setelah hari kelima siklus haid, jangan melakukan hubungan seksual selama dua hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk dua hari saja.
 Bila klien tidak haid (anemorhea), minipil dapat digunakan setiap saat, asal saja diyakini tidak hamil. Jangan melakukan hubungan seksual selama dua hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk dua hari saja.
 Bila menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pascapersalinan dan tidak haid, minipil dapat dimulai setiap saat. Bila menyusui penuh, tidak memerlukan metode kontrasepsi tambahan.
 Bila lebih dari 6 minggu pascapersalinan dank lien telah mendapat haid, minipil dapat dimulai pada hari 1-5 siklus haid
 Minipil dapat diberikan segera pascakeguguran
 Bila klien sebelumna menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin menggantinya dengan minipil, minipil dapat segera diberikan, bila saja kontrasepsi sebelumnya digunakan dengan benar atau ibu tersebut tidak sedang hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya
8
 Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasesi suntikan, minipil diberikan pada jadwal suntkan yang berikutnya. Tidak diperluan penggunaan metode kontrasepsi lain
 Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi AKDR ( termasuk AKDR yang mengandung hormone ), minipil dapat diberikan pada hari 1-5 siklus haid. Dilakukan pengangkatan AKDR.

K. PENANGANAN DARI EFEK SAMPING MINIPIL
Di bawah ini merupakan penanganan dari beberapa efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan mini pil:
a. Amenorhea
Penanganan :
 Pastikan hamil atau tidak, jika tidak hamil tidak perlu tindakan khusus (cukup konseling).
 Bila hamil, hentikan pil dan berikan penjelasan bahwa mini pil tidak mengganggu pertumbuhan janin.
 Bila diduga terjadi kehamilan ektopik, rujuk pasien (jangan berikan obat-obatan hormonal)
b. Perdarahan tidak teratur(spotting)
Penanganan :
 Bila tidak menimbulkan masalah kesehatan, tidak perlu tindakan khusus.
 Berikan alternatif kontrasepsi lain, bila pasien tidak dapat menerima kondisi tersebut.
9
Peringatan Khusus Untuk Pemakai Minipil :
 Bila beberapa bulan mengalami haid teratur dan kemudian terlambat haid, perlu dipikirkan kemungkinan telah terjad kehamilan
 Bila mengeluh perdarahan bercak yang disertai dengan nyeri perut hebat, maka yang pertama sekali dipikirkan adalah kemungkinan kahamilan ektopik
 Problem mata ( kehilangan penglihatan atau kabur), nyeri kepala hebat, maka perlu dipikirkan kemungkinan terjadinya hipertensi atau probem vascular.
















10

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Minipil adalah pil KB yang hanya mengandung hormon progesteron dalam dosis rendah. Minipil atau pil progestin disebut juga pil menyusui. Dosis progestin yang digunakan 0,03-0,05 mg per tablet.
Efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan pil progestin atau mini pil antara lain:
 Gangguan haid (perdarahan bercak, spotting, amenorea dan haid tidak teratur).
 Peningkatan/penurunan (fluktuasi) berat badan.
 Nyeri tekan payudara
 Mual, Pusing.
 Dermatitis atau jerawat.
 Kembung dan Depresi
 Hirsutisme (pertumbuhan rambut atau bulu yang berlebihan pada daerah muka) tetapi sangat jarang.
Cara kerja dari kontrasepsi pil progestin atau minipil dalam mencegah kehamilan antara lain dengan cara:
o Menghambat ovulasi.
11
o Mencegah implantasi.
o Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma.
o Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma menjadi terganggu.
B. Saran
Setelah kita mempelajari berbagai pengetahuan mengenai kontrasepsi minipil, diharapkan bagi setiap tenaga kesehatan khususnya pelayanan KB agar lebih dapat memotifasi klien sehingga kegagalan dalam pemakaian kontrasepsi minipil tidak terjadi lagi, yaitu dengan cara memastikan apakah ibu benar-benar patuh dalam aturan penggunaan kontrasepsi minipil dan apakah ibu sesuai dengan kontrasepsi minipil tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar