Kamis, 12 Mei 2011

METODE KB KIMIAWI

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN METODE KB KIMIAWI

Metode kontrasepsi sangat beragam. Pada prinsipnya ada yang dilakukan secara alami, mekanik, dan kimiawi. Metode alami dilakukan dengan cara tidak melakukan hubungan pada masa subur sang istri. Cara alami lainnya adalah dengan pencabutan sebelum ejakulasi.

Secara mekanik pada prinsipnya adalah mencegah sperma bertemu dengan sel telur. Hal ini dilakukan dengan menggunakan kondom, IUD, dan vasektomi.

Sedangkan secara kimiawi yaitu dengan cara mencegah ovulasi (proses pelepasan sel telur dari indung telur) dengan menggunakan pil KB, suntik, implan (susuk), ataupun preparat yang menghentikan atau membunuh sperma pada saat bersentuhan (spermisida) pada busa vagina, krem, jel dan supositoria vagina.

B. ALAT KONRASEPSI YANG TERMASUK KEDALAM KB KIMIAWI

1) Kontrasepsi Pil KB/Pil Progestin (MINIPIL)

Pil KB adalah kontrasepsi untuk mencegah kehamilan dengan cara menelan pil setiap hari secara teratur. Pil KB yang mengandung hormon estrogen dan progestin ini mencegah terjadinya kehamilan dengan cara meniadakan ovulasi (pengeluaran telur dari indung telur) dan mengentalkan lendir mulut rahim sehingga sperma sulit memasuki rahim. Pil KB tidak menggugurkan kehamilan yang telah terjadi.

Profil
o Cocok untuk perempuan menyusui yang ingin memakai pil KB
o Sangat efektif pada masa laktasi
o Dosis rendah
o Tidak menurunkan produksi ASI
o Tidak memberikan efek samping estrogen
o Efek samping utama adalah gangguan perdarahan, perdarahan bercak atau perdarahan tidak teratur
o Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat




Jenis Mininpil :
 Kemasan dengan isi 35 pil: 300 μg levonorgestrel atau 350 μg noretindron
 Kemasan dengan isi 28 pil: 75 μg norgestrel

Cara Keja Minipil :
• Menekan sekresi godanotropin dan sintesi steroid seks di ovarium (tidak begitu kuat)
• Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit
• Mengentalkan lender serviks sehingga menghambat penetras sperma
• Mengubah motilitas tuba sehingga transfortasi sperma terganggu

Efektifitas
Sangat efektif (98,5%). Pada penggunaan minipil jangan sampai terlupa satu-dua tablet atau jangan sampai terjadi gangguan gastrointerstinal (muntah,diare), karena akibatnya kemungkinan terjadi kehamilan sangat besar. Penggunaan obat-obat mukolitik asetilsistein bersamaan dengan minipil pelu dihindari karena mukolitik jenis ini dapat meningkatkan penetrasi sperma sehingga kemampuan kontraseptif dari minipil dapat terganggu.
Agar didapatkan kehandalan yang tinggi, maka:
 Jangan sampai ada tablet yang lupa
 Tablet digunakan pada jam yang sama (malam hari)
 Senggama sebaiknya dilakukan 3-20 jam setelah penggunaan minipil

Keuntungan Kontrasepsi Pil KB:
a. Sangat efektif bila digunakan secara benar
b. Tidak mengganggu hubungan seksual
c. Tidak mempengaruhi ASI
d. Kesuburan cepat kembali
e. Nyaman dan mudah digunakan
f. Sedikit efek samping
g. Tidak mengandung estrogen

Keterbatasan:
 Hampir 30-60% mengalami gangguan haid (perdarahan sela, spotting, amenorea)
 Peningkatan/ penurunan berat badan
 Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama
 Bila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar
 Payudara menjadi lebih tegang, mual, pusing, dermatitis atau jerawat
 Resiko kehamilan ektopik cukup tingggi (4 dari 100 kehamilan), tetapi resiko ini lebih rendah jika dibandingkan dengan perempuan yang tidak menggunakan minipil
 Efektifitasnya menjadi rendah bila digunakan bersamaan dengan obat tuberculosis atau obat epilepsy
 Tidak melindungi diri dari infeksi menular seksual atau HIV/AIDS
 Hirsutisme (tunbuh rambut/ bulu berlebihan di daerah muka), tetapi sangat jarang terjadi.

Yang Boleh Menggunakan Minipil:
Usia reproduksi
Telah memiliki anak, atau yang belum memiliki anak
Menginginkan suatu metode kontrasepsi yang sangat efektif selama periode menyusui
Pascapersalinan dan tidak menyusui
Pascakeguguran
Perokok segala usia
Mempunyai tekana darah tinggi ( selama< 189/110 mmHg) atau dengan masalah pembekuan darah Tidak boleh menggunakan estrogen atau lebih senang tidak menggunakan estrogen Yang Tidak Boleh Menggunakan Minipil:  Hamil atau diduga hamil  Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya  Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid  Menggunakan obat tuberculosis (rifampisin), atau obat untuk epilepsy (fenitoin dan barbiturate)  Kanker payudara atau riwayat payudara  Sering lupa menggunakan pil  Mioma uterus. Progestin memicu pertumbuhan mioma uterus  Riwayat stroke. Progestin menyebabkan spasme pembuluh darah. Waktu Mulai Menggunakan Minipil: • Mulai hari pertama sampai ke-5 siklus haid. Tidak diperlukan pencegahan dengan kontrasepsi lain • Dapat digunakan setiap saat, asal saja tidak terjadi kehamilan. Bila menggunakannya setelah hari ke-5 siklus haid, jangan melakukan hubungan seksual selam 2 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 2 hari saja • Bila klien tidak haid (aminore), minipil dapat digunakan setiap saat, asal saja diyakini tidak hamil. Jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau menggunakan alat kontrasepsi lain untuk 2 hari saja • Bila menyusui antara 6 minggi dan 6 bulan pascapersalinan dan tidak haid, minipil dapat dimulai setiap saat. Bila menyusui penuh, tidak memerlukan metode kontrasepsi tambahan • Bila lebih dari 6 minggu pascapersalinan dank lien telah mendapat haid, minipil dapat dimulai pada hari 1-5 siklus haid • Minipil dapat segera diberikan pascakeguguran • Bila klien sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin menggantinya dengan minipil, minipil dapat segera diberikan, bila saja kontrasepsi sebelumnya digunakan dengan benar atau ibu tersebut tidak sedang hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya • Bila kontrasepsi yang sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, minipil diberikan pada jadwal suntikan berikutnya. Tidak diperlukan penggunaan metode kontrasepsi yang lain • Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal dan ibu tersebut ingin menggantinya dengan minpil, minipil diberikan pada hari 1-5 siklus haid dan tidak memerlukan metode kontrasepsi lain • Bila kontrasepsi sebelumnya yang digunakan adalah AKDR (termasuk AKDR yang mengandung hormone), minipil dapat diberikan pada 1-5 siklus haid. Dilakukan pengangkatan AKDR Peringatan Khusus untuk Pemakai Minipil: 1) Bila beberapa bulan mengalami haid teratur dan kemudian terlambat haid, perlu dipikirkan kemungkinan telah terjadi kehamilan 2) Bila mengeluh perdarahan bercak yang disertai dengn nyeri perut hebat, maka yang pertama sekali dipikirkan adalah kehamilan ektopik 3) Problem mata (kehilangan penglihatan, atau kabur), nyeri kepala hebat, maka perlu dipikirkan terjadinya hipertensi atau problem vaskular 2) Kontrasepsi Suntik (KB Suntik) Apa yang disebut KB suntik?:  Wanita yang ingin memakai KB suntik mendapat suntikan periodik untuk mencegah kehamilan.  Ada bermacam KB suntik yang dipasarkan di Indonesia yakni: -Depo Provera (suntikan setiap 3 bulan sekali) -Noristerat (suntikan setiap 2 bulan sekali) dan -Cyclofem (suntikan 1 bulan sekali)  Disuntikkan di bokong, atau tempat lainnya. Bagaimana cara kerja KB suntik mencegah kehamilan ?: o Menghentikan (meniadakan) keluarnya sel telur dari indung telur o Membuat sperma sulit memasuki rahim karena mengentalkan lendir mulut rahim (serviks) o Tidak dapat mengeluarkan/ menghentikan kehamilan yang sudah terjadi Efektivitas KB suntik: • Sangat efektif, kegagalan pada pemakai KB suntik hanya sekitar 0.3 kehamilan dari 100 pemakai pada tahun pertama pemakaian. ( 1 dari 333 pemakai masih bisa hamil) Keuntungan memakai KB suntik:  Cocok untuk mencegah kehamilan atau menjarangkan kehamilan dalam jangka panjang dan kesuburan dapat pulih kembali  Tidak terpengaruh “faktor lupa” dari pemakai (tidak seperti memakai PIL KB)  Tidak mengganggu hubungan suami istri  Dapat dipakai segala umur pada masa reproduktif  Tidak mengganggu laktasi (menyusui), baik dari segi kuantitas maupun kualitas  Dapat dipakai segera setelah masa nifas  Meningkatkan kenyamanan hubungan suami-istri karena rasa aman terhadap resiko kehamilan  Dapat dipakai segera setelah keguguran  Membantu mencegah terjadinya kehamilan di luar kandungan  Membantu mencegah kanker endometrium (rahim)  Membantu mencegah kejadian mioma uteri (tumor jinak rahim)  Mungkin dapat mencegah kanker indung telur (ovarium)  Mengurangi kejadian anemi kekurangan zat besi  Khusus untuk penderita epilepsi mengurangi kejadian kejang. Kekurangan KB suntikan: Kekurangan KB Suntikan: Efek sampingya terhadap siklus haid/menstruasi sering “tidak menyenangkan” namun tidak berbahaya dan bukan tanda kelainan/penyakit, perubahan pola haid biasanya pada tahun pertama pemakaian yakni : Perdarahan bercak , dapat lama Jarang terjadi perdarahan yang banyak Tidak dapat haid (sering setelah pemakaian berulang) Sering menaikkan Berat Badan Dapat menyebabkan (tidak pada semua akseptor) sakit kepala, nyeri payudara, “moodiness”, jerawat, kurangnya libido seksual, rambut rontok. Perlu suntikan ulangan teratur Perlu follow up (kontrol/kunjungan berkala) untuk evaluasi Secara umum, kebanyakan wanita boleh memakai KB suntik, meskipun:  Perokok berat  Menyusui  Gemuk atau kurus  Remaja  Baru keguguran  Berpenyakit Tiroid  Epilepsi  TBC (bukan TBC kandungan)  Varises ringan  Hipertensi ringan  Siklus haid tidak teratur  Anemi kekurangan zat besi Kapan suntikan KB dapat dimulai ?: • Sedang menstruasi ( sampai hari ke 7) • Bila tidak sedang menstruasi atau menstruasi hari ke 8 atau lebih, boleh disuntik, namun memakai perlindungan ganda (kondom) selama 2 X • 24 jam. • Sedang menyusui ( segera setelah nifas, 6 minggu) • Bila tidak menyusui, berikan segera setelah nifas (6 minggu) • Tidak menyusui dan belum haid > 6 minggu, asal yakin tidak sedang hamil. atau berikan perlindungan ganda sampai haid lalu mulai suntikan.
Kapan akseptor suntik harus datang untuk kunjungan ulang (follow-up)?
1) Pada saat jadual ulangan penyuntikan (1 bulan untuk cyclofem, 2 bulan untuk noristerat dan 3 bulan untuk Depo provera)
2) Bila berhalangan, dapat datang sebelum waktu kunjungan berikutnya
3) Bila tidak dapat datang pada jadual berikutnya, pakai perlindungan ganda (kondom, spermisida, sampai bisa datang untuk suntikan.

3) Kontrasepsi Implan

Profil:
• Efektif 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk jadena , indoplant, atau implanon.
• Nyaman
• Dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi
• Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan
• Kesuburan segera kembali setelah implant dicabut
• Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak dan amenorea
• Aman dipakai pada masa laktasi.

Jenis:
• Norplant,terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm,dengan diameter 2,4 mm,yang diisi dengn 36 mg Levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
• Implanon,terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm,yang diisi dengan 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
• Jadena dan indoplan , terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonor-gestrel dengan lama kerja 3 tahun.

Cara kerja:
• Lendir servik menjadi kental
• Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
• Mengurangi transportasi sperma
• Menekan ovulasi

Efektivitas:
Sangat efektif (kegagalan 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan)

Keuntungan kontrasepsi:
• Daya guna tinggi
• Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
• Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
• Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
• Bebas dari pengaruh estrogen
• Tidak mengganggu kegiatan senggama
• Tidak mengganggu ASI
• Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
• Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan

Keterbatasan
Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea.

Timbulnya keluhan-keluhan, seperti:
• Nyeri kepala
• Peningkatan/penurunan berat badan
• Nyeri payudara
• Perasaan mual
• Kepala pusing
• Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness)
• Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
• Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS
• Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai dengan keinginan, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan
• Efektivitasnya menurun bila menggunakannya obat-obat tuberculosis (rifampisin) atau obat epilepsy (fenitoin dan barbiturat)
• Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan per tahun)

Yang boleh menggunakan implant:
• Usia reproduksi
• Telah memiliki anak ataupun yang belum
• Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektivitas tinggi dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang
• Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
• Pascaperslinan dan tidak menyusui
• Pasca keguguran
• Tidak menginginkn anak lagi tetepi menolak sterilisasi
• Riwayat kehamilan ektopik
• Tekanan darah<180/110mmHg,
• Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yg mengandung estrogen
• Sering lupa menggunakan pil.

Yang tidak boleh menggunakan implant:
 Hamil atau diduga hamil
 Perdarahan pervaginam yg belum jelas penyebab nya
 Bejolan/kangker payudara atau riwayat kangker payudara
 Tidak dapat menerima perubahan pola haid yg terjadi
 Miom uterus dan kangker payudara.
Waktu mulai menggunakan implant:
• Setiap saat selama siklus haid ke-2 sampai hari ke-7 tidak diperlikan metode kontrasepsi tambahan.
• Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan. Bila diinsersi setelah hari ke-7 siklus haid, klien jangan melakukan hubungan seksual, atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
• Bila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap sat, asal saja tidak diyakini terjadinya kehamilan, jangan melakukan hubungan seksual/ gunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
• Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan,insersi dapat dilakukan setiap saat. Bila menyusui penuh, klien tidak perlu memakai metode kontrasepsi lain.
• Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi dapat dilakukan setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
• Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya dengan implant, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini klien tersebut tidak hamil, atau klien menggunakan kontrasepsi terdahulu dengan benar.
• Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal (kecuali AKDR) dan ingin menggantinya dengan implant, insersi implan dapat dilakukan setiap saat, asal diyakini klien tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid berikut nya.
• Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya dengan imlpan, implan dapat diinsersikan pada saat haid hari ke 7 dan klien jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. AKDR segera dicabut
• Pascakeguguran implan dapat segera diinsersikan.


4) Kontrasepsi Spermisida
Spermisida merupakan alat kontrasepsi yang menyediakan barier mekanik untuk penetrasi sperma. Dipasarkan dalam bentuk krim, jelly, supositoria, film dan foam (aerosol), zat aktifnya adalah nonoxynol-9 atau octoxynol-9. Penelitian menunjukkan preparat yang paling efektif adalah mengandung 100 mg nonoxynol-9 (Raymond et.al, 2004). Kebanyakan dapat dibeli tanpa resep dokter.
Cara pemakaiannya: spermisida harus dideposit di dalam vagina yang berkontak dengan serviks sesaat sebelum senggama. Durasi penggunaannya sekitar satu jam, dan harus diaplikasikan lagi jika mengulangi senggama. Penggunaan yang inkonsisten menyebabkan angka kehamilan yang tinggi. Spermisida dalam penggunaan saat ini ternyata dapat memberikan proteksi parsial terhadap penyakit menular seksual seperti gonore (Feldblum dan Fortney, 1988). Spermisida tidak bersifat teratogenik (Brigss et.al, 2002).

Gambar 5. Cara mengaplikasikan spermisida. Pemberian aerosol dengan bantuan aplikator (kiri) dan jenis suppositoria (kanan)

KONTRASEPSI MINIPIL

BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFENISI MINIPIL
Minipil adalah pil KB yang hanya mengandung hormon progesteron dalam dosis rendah. Minipil atau pil progestin disebut juga pil menyusui. Dosis progestin yang digunakan 0,03-0,05 mg per tablet.
B. JENIS MINI PIL
Mini pil terbagi dalam 2 jenis yaitu:
1. Mini pil dalam kemasan dengan isi 28 pil : mengandung 75 mikro gram desogestrel.
2. Mini pil dalam kemasan dengan isi 35 pil : mengandung 300 mikro gram levonogestrel atau 350 mikro gram noretindron.
Contoh minipil antara lain:
 Micrinor, NOR-QD, noriday, norod mengandung 0,35 mg noretindron.
 Microval, noregeston, microlut mengandunng 0,03 mg levonogestrol.
 Ourette, noegest mengandung 0,5 m g norgeestrel.
 Exluton mengandung 0,5 mg linestrenol.
 Femulen mengandung 0,5 mg etinodial diassetat.
3

C. CARA KERJA MINIPIL
Cara kerja dari kontrasepsi pil progestin atau minipil dalam mencegah kehamilan antara lain dengan cara:
1. Menghambat ovulasi.
2. Mencegah implantasi.
3. Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma.
4. Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma menjadi terganggu.
D. EFEKTIFITAS MINIPIL
Pil progestin atau minipil sangat efektif (98,5%). Penggunaan yang benar dan konsisten sangat mempengaruhi tingkat efektifitasnya. Efektifitas penggunaan minipil akan berkurang pada saat mengkonsumsi obat anti konvulsan (fenitoin), carbenzemide, barbiturat, dan obat anti tuberkulosis (rifampisin).
Adapun cara untuk menjaga kehandalan minipil antara lain:
1. Minum pil setiap hari pada saat yang sama.
2. Penggunaan minipil jangan sampai ada yang lupa.
3. Senggama dilakukan 3-20 jam setelah minum minipil.
4. Dari bukti penelitian kehandalan minipil lebih pada wanita yang berusia tua dibandingkan dengan yang bersusia muda.

4
E. KERUGIAN MINIPIL
Kontrasepsi pil progestin atau minipil mempunyai kerugian, antara lain:
1. Memerlukan biaya.
2. Harus selalu tersedia.
3. Efektifitas berkurang apabila menyusui juga berkurang.
4. Penggunaan mini pil bersamaan dengan obat tuberkulosis atau epilepsi akan mengakibatkan efektifitas menjadi rendah.
5. Mini pil harus diminum setiap hari dan pada waktu yang sama.
6. Angka kegagalan tinggi apabila penggunaan tidak benar dan konsisten.
7. Tidak melindungi dari penyakit menular seksual termasuk HBV dan HIV/AIDS.
8. Mini pil tidak menjamin akan melindungi dari kista ovarium bagi wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik.

F. KEUNTUNGAN MINIPIL
Adapun keuntungan dari penggunaan kontrasepsi minipil adalah sbb:
 Cocok sebagai alat kontrasepsi untuk perempuan yang sedang menyusui
 Sangat efektif untuk masa laktasi
 Dosis gestagen rendah
 Tidak menurunkan produksi ASI
 Tidak mengganggu hubungan seksual

5
 Kesuburan cepat kembali
 Idak memberikan efek samping estrogen
 Tidak ada bukti peningkatan resiko penyakit kardiovaskuler, resiko tromboemboli vena dan resiko hipertensi
 Cocok untuk perempuan yang menderita diabetes mellitus.
 Cocok untuk perempuan yang tidak bias mengkomsumsi estrogen
 Dapat mengurangi disminorhea

G. EFEK SAMPING PENGGUNAAN MINIPIL

Efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan pil progestin atau mini pil antara lain:
 Gangguan haid (perdarahan bercak, spotting, amenorea dan haid tidak teratur).
 Peningkatan/penurunan (fluktuasi) berat badan.
 Nyeri tekan payudara
 Mual.
 Pusing.
 Perubahan mood.
 Dermatitis atau jerawat.
 Kembung
 Depresi
 Hirsutisme (pertumbuhan rambut atau bulu yang berlebihan pada daerah muka) tetapi sangat jarang.

6

H. INDIKASI PENGGUNAAN MINIPIL

Kriteria yang boleh menggunakan pil progestin atau minipil antara lain:
o Wanita usia reproduksi.
o Wanita yang telah memiliki anak maupun yang belum mempunyai anak.
o Pasca persalinan dan tidak menyusui.
o Menginginkan metode kontrasepsi efektif selama masa menyusui.
o Pasca keguguran.
o Tekanan darah kurang dari 180/110 mmHg atau dengan masalah pembekuan darah.
o Tidak boleh mengkonsumsi estrogen atau lebih senang menggunakan progestin.
o Perokok segala usia.

I. KONTRA INDIKASI MINIPIL
Kriteria yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi pil progestin atau minipil antara lain:
• Wanita usia tua dengan perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya.
• Wanita yang diduga hamil atau hamil.
• Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid.
• Riwayat kehamilan ektopik.
• Riwayat kanker payudara atau penderita kanker payudara.
• Wanita pelupa sehingga sering tidak minum pil.
• Gangguan tromboemboli aktif (bekuan di tungkai, paru atau mata).
• Ikterus, penyakit hati aktif atau tumor hati jinak maupun ganas.
7
• Wanita dengan miom uterus.
• Riwayat stroke.
• Perempuan yang sedang mengkonsumsi obat-obat untuk tuberculosis dan epilepsi
J. WAKTU MULAI MENGGUNAKAN MINIPIL
 Mulai hari pertama sampai hari kelima siklus haid. Tidak diperlukan pencegahan dengan kontrasepsi lain
 Dapat digunakan setiap saat, asal saja tidak terjadi kehamilan. Bila menggunakannya setelah hari kelima siklus haid, jangan melakukan hubungan seksual selama dua hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk dua hari saja.
 Bila klien tidak haid (anemorhea), minipil dapat digunakan setiap saat, asal saja diyakini tidak hamil. Jangan melakukan hubungan seksual selama dua hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk dua hari saja.
 Bila menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pascapersalinan dan tidak haid, minipil dapat dimulai setiap saat. Bila menyusui penuh, tidak memerlukan metode kontrasepsi tambahan.
 Bila lebih dari 6 minggu pascapersalinan dank lien telah mendapat haid, minipil dapat dimulai pada hari 1-5 siklus haid
 Minipil dapat diberikan segera pascakeguguran
 Bila klien sebelumna menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin menggantinya dengan minipil, minipil dapat segera diberikan, bila saja kontrasepsi sebelumnya digunakan dengan benar atau ibu tersebut tidak sedang hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya
8
 Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasesi suntikan, minipil diberikan pada jadwal suntkan yang berikutnya. Tidak diperluan penggunaan metode kontrasepsi lain
 Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi AKDR ( termasuk AKDR yang mengandung hormone ), minipil dapat diberikan pada hari 1-5 siklus haid. Dilakukan pengangkatan AKDR.

K. PENANGANAN DARI EFEK SAMPING MINIPIL
Di bawah ini merupakan penanganan dari beberapa efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan mini pil:
a. Amenorhea
Penanganan :
 Pastikan hamil atau tidak, jika tidak hamil tidak perlu tindakan khusus (cukup konseling).
 Bila hamil, hentikan pil dan berikan penjelasan bahwa mini pil tidak mengganggu pertumbuhan janin.
 Bila diduga terjadi kehamilan ektopik, rujuk pasien (jangan berikan obat-obatan hormonal)
b. Perdarahan tidak teratur(spotting)
Penanganan :
 Bila tidak menimbulkan masalah kesehatan, tidak perlu tindakan khusus.
 Berikan alternatif kontrasepsi lain, bila pasien tidak dapat menerima kondisi tersebut.
9
Peringatan Khusus Untuk Pemakai Minipil :
 Bila beberapa bulan mengalami haid teratur dan kemudian terlambat haid, perlu dipikirkan kemungkinan telah terjad kehamilan
 Bila mengeluh perdarahan bercak yang disertai dengan nyeri perut hebat, maka yang pertama sekali dipikirkan adalah kemungkinan kahamilan ektopik
 Problem mata ( kehilangan penglihatan atau kabur), nyeri kepala hebat, maka perlu dipikirkan kemungkinan terjadinya hipertensi atau probem vascular.
















10

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Minipil adalah pil KB yang hanya mengandung hormon progesteron dalam dosis rendah. Minipil atau pil progestin disebut juga pil menyusui. Dosis progestin yang digunakan 0,03-0,05 mg per tablet.
Efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan pil progestin atau mini pil antara lain:
 Gangguan haid (perdarahan bercak, spotting, amenorea dan haid tidak teratur).
 Peningkatan/penurunan (fluktuasi) berat badan.
 Nyeri tekan payudara
 Mual, Pusing.
 Dermatitis atau jerawat.
 Kembung dan Depresi
 Hirsutisme (pertumbuhan rambut atau bulu yang berlebihan pada daerah muka) tetapi sangat jarang.
Cara kerja dari kontrasepsi pil progestin atau minipil dalam mencegah kehamilan antara lain dengan cara:
o Menghambat ovulasi.
11
o Mencegah implantasi.
o Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma.
o Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma menjadi terganggu.
B. Saran
Setelah kita mempelajari berbagai pengetahuan mengenai kontrasepsi minipil, diharapkan bagi setiap tenaga kesehatan khususnya pelayanan KB agar lebih dapat memotifasi klien sehingga kegagalan dalam pemakaian kontrasepsi minipil tidak terjadi lagi, yaitu dengan cara memastikan apakah ibu benar-benar patuh dalam aturan penggunaan kontrasepsi minipil dan apakah ibu sesuai dengan kontrasepsi minipil tersebut.

PUSKESMAS

BAB II
ISI
A. DEFENISI PUSKESMAS
• Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/ kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pengembangan kesehatan di suatu wilayah kerja ( Departemen Kesehatan RI. 2004).
• Puskesmas Bersadarkan Kepmenkes RI No. 128/Menkesehatan/SK/II/2004 Puskesmas adalah Usaha Pelaksana Teknis Dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembantu kesehatan di suatu wilayah kerja.
B. FUNGSI PUSKESMAS
a. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan.
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan.
b. Pusat pemberdayaan masyarakat.
Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan
2
C. SEJARAH PERKEMBANGAN PUSKESMAS
Pada bulan November 1967, dilakukan seminar yang membahas dan merumuskan program kesehatan masyarakat terpadu sesuai dengan kondisi dan kemampuan rakyat Indonesia. Pada waktu itu dibahas konsep puskesmas yang dibawakan oleh dr. Achmad Dipodilogo yang mengacu kepada konsep Bandung dan Proyek Bekasi. Kesimpulan seminar ini adalah disepakatinya sistem puskesmas yang terdiri dari tipe A, B, dan C.
Pada tahun 1979 juga dikembangkan 1 piranti manajerial guna penilaian puskesmas yakni stratifikasi puskesmas sehingga dibedakan adanya : Strata 1 (puskesmas dengan prestasi sangat baik), Strata 2 (puskesmas dengan prestasi rata-rata atau standar) dan Strata 3 (puskesmas dengan prestasi dibawah rata-rata)
D. WILAYAH PERKEMBANGAN
Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan/ sebagian dari kecamatan. Factor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografis dan keadaan instruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh bupati/ walikota, dengan saran teknis dari bapak dinas kesehatan kabupaten/kota. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata2 30.000 penduduk setiap puskesmas.
E. STRUKTUR ORGANISASI & TATA KERJA
a) Organisasi
a. Struktur Organisasi
3
a. Kepala Puskesmas
b. Unit Tata Usaha
c. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas
d. Jaringan pelayanan puskesmas
b). Tata Kerja : Dengan Kantor Kecamatan, Dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan, Dengan Lintas Sektor dan Dengan Masyarakat.
F. SISTEM REGULASI
Regulasi bidang kesehatan di Indonesia hingga kini dinilai masih sangat lemah dan perlu dibenahi serta ditingkatkan fungsinya dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan.
Menurut penelitian yang dilakukan di empat provinsi, regulasi adalah fungsi pemerintah yang paling tidak dijalankan dibandingkan pelayanan kesehatan dan pembiayaan, kata ahli dari Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM)
G. STRATIFIKASI PUSKESMAS
Mulai Pelita IV pola pembinaan Puskesmas telah di kembangkan yaitu dengan menggunakan stratifikasi. Dalam stratifikasi terkandung fungsi-fungsi manajemen, terutama P3. Sistem pelaporan stratifikasi sebagian besar masih memanfaatkan tiga kategori strata yang bervariasi dari satu wilayah ke wilayah lainnya.

4
H. PERENCANAAN MIKRO
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja pusksesmas. Rencana tahunan puskesmas dibedakan atas dua macam, yaitu: Rencana tahunan upaya kesehatan wajib dan Rencana tahunan upaya kesehatan pengembangan.
1. Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib
Langkah-langkah perencanaan yang harus dilakukan puskesmas adalah sebagai berikut:
a. Menyusun usulan kegiatan
b. Mengajukan usulan kegiatan
c. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan
2. Perencanaan Upaya Kesehatan Pengembangan
Langkah-langkah perencanaan upaya kesehatan pengembangan yang dilakukan oleh puskesmas mencakup hal-hal sebagai berikut:
 Identifikasi upaya kesehatan pengembangan
 Menyusun usulan kegiatan
 Mengajukan usulan kegiatan
 Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan
I. LOKAKARYA MINI
a. Lokakarya Mini Bulanan
Yaitu: Pertemuan yang diselenggarakan setiap bulan di puskesmas yang dihadiri oleh seluruh staff di puskesmas, puskesmas pembantu dan bidan di desa serta dipimpin oleh kepala puskesmas.

5
Tahapan pelaksanaan:
1. Lokakarya mini pertama
o Masukan: Penggalangan tim dalam bentuk dinamika kelompok tentang peran tanggungjawab staf dan kewenangan puskesmas, Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru dan Informasi tentang tatacara penyusunan POA puskesmas
o Proses: Inventarisasi kegiatan puskesmas termasuk kegiatan lapangan/daerah binaan, Analisis beban kerja tiap petugas, Pembagian tugas baru termasuk pembagian tanggungjawab daerah binaan dan Penyusunan POA puskesmas tahunan
o Keluaran: POA puskesmas tahunan, Kesepakatan bersama (untuk hal-hal yang dipandang perlu)
2. Lokakarya mini bulanan
o Masukan: Laporan hasil kegiatan bulan lalu, Informasi tentang hasil rapat dinas kesehatan kabupaten/kota, Informasi tentang hasil rapat tingkat kecamatan dan Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru
o Proses: Analisis hambatan dan masalah, antara lain dengan mempergunakan PWS,
o Keluaran: Rencana kerja bulan yang baru
b. Lokakarya Mini Tribulanan
Yaitu: Pertemuan yang diselenggarakan setiap 3 bulan sekali di puskesmas yang dihadiri oleh instansi lintas sektor tingkat kecamatan, Badan Penyantun Puskesmas (BPP), staff puskesmas dan jaringannya, serta dipimpin oleh camat.
Tahapan pelaksanaan:
1. Lokakarya mini tribulanan pertama
6
o Masukan: Penggalangan tim yang dilakukan melalui dinamika kelompok, Informasi tentang program lintas sector, Informasi tentang program kesehatan dan Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru
o Proses: Inventarisasi peran bantu masing-masing sector, Analisis masalah peran bantu dari masing-masing sector dan Pembagian peran masing-masing sector
o Keluaran: Kesepakatan tertulis sektor terkait dalam mendukung program kesehatan termasuk program pemberdayaan masyarakat.
J. SUPERVISI
Tahap ini merupakan lanjutan dari tahapan analisis sistem yang didasarkan pada upaya supervisi untuk memonitor apakan rencana kegiatan (POA) yang dibuat sudah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan atau tidak. Dengan demikian petugas kesehatan di Puskesmas akan mampu menjaga mutu pelayanan dengan jalan mematuhi standar pelayanan. Supervisi dilakukan oleh pimpinan Puskesmas, Supervisor dari Dinas Kesehatan Dati II dan dari Dinas Kesehatan Dati I ataupun dari Kanwil Depkes Propinsi setempat (Circuit Rider). Dari hasil supervisi ini kemudian dibuat umpan balik yang sifatnya membangun.
K. SISTEM PENCATATAN
Supaya tidak terjadi konflik kepanjangan arti Simpus, mungkin memang harus disampaikan disini Simpus yang kita jadikan subyek cerita. Simpus disini adalah Sistem Informasi Manajemen Puskesmas. suatu istilah untuk sistem pencatatan dan pelaporan yang terjadi di Pusat Kesehatan Masyarakat.
7
BAB III
PEMBAHASAN SOAL
SOAL Objektif
1. Puskesmas selalu berupaya menggerakkan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan pembangunan kesehatan. Ini merupakan fungsi puskesmas berdasarkan…
a. Pusat pemberdayaan masyarakat.
b. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan.
c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
d. Pusat kesehatan masyarakat
2. Dicetuskannya bahwa puskesmas adalah merupakan sistem pelayanan kesehatan terpadu yang kemudian dikembangkan oleh pemerintah (Departemen Kesehatan) menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Ini dilaksanakan pada Tahun…
a. 1968 c. 1970 e.1979
b. 1969 d. 1976
3. A. Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
B. Pelayanan Kesehatan Strata Kedua
C. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas
D. Kepala puskesmas
E. Jaringan pelayanan puskesmas
Yang termasuk kedalam struktur organisasi puskesmas adalah…
a. A, B & C c. C, D & E e. c & d benar
b. B, C & D d. E, D & C
8
4. 1. Mengajukan usulan kegiatan
2. Meyusun usulan kegiata
3. Melaksanakan kegiatan
4. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan
Langkah-langkah perencanaan tingkat puskesmas yang tepat adalah…
a. 2-4-1-3 c. 1-2-3-4 e. 1-2-3-4
b. 2-1-4-3 d. 1-2-4-3
5. Alasan-alasan yang melatarbelakangi simpus antara lain, kecuali…
a. Sebagai pencatatan dan pelaporan yang terjadi di Pusat Kesehatan Masyarakat.
b. Pentingnya data di puskesmas untuk menjadi dasar pengambilan keputusan,
c. Pengelolaan dan pengolahan data di sebagian besar puskesmas masih manual mode
d. Adanya komputer di puskesmas kadang hanya menjadi pengganti mesin ketik, belum optimal.
Essay :
Pendirian Puskesmas sangat penting dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ditengah-tengah masyarakat. Jelaskan 4 fungsi puskesmas!!!



9
PEMBAHASAN
Objektif
1) b 4) b
2) a 5) a
3) e

Essay
4) Fungsi puskesmas yaitu :
a. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan.
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan.
b. Pusat pemberdayaan masyarakat.
Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan

ASUHAN BAYI BARU LAHIR

BAB II
ASUHAN BAYI BARU LAHIR
Pengkajian pada bayi baru lahir dapat dilakukan segera setelah lahir yaitu untuk mengkaji penyesuaian bayi dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterine. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik secara lengkap untuk mengetahui normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan.
1. Pengkajian segera BBL
a. Penilaian awal
Nilai kondisi bayi :
• APAKAH BAYI MENANGIS KUAT/BERNAFAS TANPA KESULITAN ?
• APAKAH BAYI BERGERAK DG AKTIF/LEMAS?
• APAKAH WARNA KULIT BAYI MERAH MUDA, PUCAT/BIRU?
APGAR SCORE
• Merupakan alat untuk mengkaji kondisi bayi sesaat setelah lahir meliputi 5 variabel (pernafasan, frek. Jantung, warna, tonus otot & iritabilitas reflek)
• Ditemukan oleh Dr. Virginia Apgar (1950)
Dilakukan pada :
• 1 menit kelahiran yaitu untuk memberi kesempatan pd bayi untuk memulai perubahan.
• Menit ke-5
• Menit ke-10 : penilaian dapat dilakukan lebih sering jika ada nilai yg rendah & perlu tindakan resusitasi. Penilaian menit ke-10 memberikan indikasi morbiditas pada masa mendatang, nilai yg rendah berhubungan dg kondisi neurologis
SKOR APGAR
TANDA 0 1 2
Appearance Biru,pucat Badan pucat,tungkai biru Semuanya merah muda
Pulse Tidak teraba < 100 > 100
Grimace Tidak ada Lambat Menangis kuat
Activity Lemas/lumpuh Gerakan sedikit/fleksi tungkai Aktif/fleksi tungkai baik/reaksi melawan
Respiratory Tidak ada Lambat, tidak teratur Baik, menangis kuat
Prosedur penilaian APGAR
• Pastikan pencahayaan baik
• Catat waktu kelahiran, nilai APGAR pada 1 menit pertama dg cepat & simultan. Jumlahkan hasilnya
• Lakukan tindakan dg cepat & tepat sesuai dg hasilnya
• Ulangi pada menit kelima
• Ulangi pada menit kesepuluh
• Dokumentasikan hasil & lakukan tindakan yg sesuai
Penilaian
Setiap variabel dinilai : 0, 1 dan 2. Nilai tertinggi adalah 10 yaitu
• Nilai 7-10 menunjukkan bahwa by dlm keadaan baik
• Nilai 4 - 6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang & membutuhkan tindakan resusitasi
• Nilai 0 – 3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius & membutuhkan resusitasi segera sampai ventilasi
b. Tanda-tanda bayi baru lahir sehat :
1. bayi lahir segera menangis
2. bayi bergerak aktif
3. warna kulit seluruh tubuh kemerahan
4. bayi bisa menghisap ASI dengan kuat
5. Berat lahir 2,5-4 kg
c. Asuhan segera Bayi Baru Lahir
Adalah asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir selama satu jam pertama setelah kelahiran. Sebagian besar BBL akan menunjukkan usaha pernafasan spontan dg sedikit bantuan/gangguan. Oleh karena itu PENTING diperhatikan dlm memberikan asuhan SEGERA, yaitu jaga bayi tetap kering & hangat, kotak antara kulit bayi dg kulit ibu sesegera mungkin.
a. Membersihkan jalan nafas
1). Sambil menilai pernafasan secara cepat, letakkan bayi dg handuk di atas perut ibu
2). Bersihkan darah/lendir dr wajah bayi dg kain bersih & kering/ kassa
3). Periksa ulang pernafasan
4). Bayi akan segera menagis dlm waktu 30 detik pertama setelah lahir
jika tidak dapat menangis spontan dallakukan :
1). letakkkan bayi pada posisi terlentang di t4 yg keras & hangat
2). gulung sepotong kain & letakkan di bwh bahu shg leher bayi ekstensi
3). bersihkan hidung, rongga mulut, & tenggorokan by dg jari tangan yg dibungkus kassa steril
4). tepuk telapak kaki by sebanyak 2-3x/ gosok kulit by dg kain kering & kasar
Kebiasaan yang harus dihindari
LANGKAH-LANGKAH ALASAN TIDAK DIANJURKAN
Menepuk pantat bayi Trauma/cedera
Menekan dada Patah, pneumothorax, gawat nafas, kematian
Menekan kaki bayi ke bagian perutnya Merusak pembuluh darah dan kelenjar pada hati/limpa, perdarahan
Membuka sphincter anusnya Merusak /melukai sphincter ani
Menggunakan bungkusan panas/dingin Membakar/hipotermi
Meniupkan oksigen/udara dingin pada tubuh/wajah bayi Hipotermi
Memberi minuman air bawang Membuang waktu, karena tindakan resusitasi yang tidak efektif pada saat kritis
Penghisapan lendir
• Gunakan alat penghisap lendir mulut (De Lee)/ alat lain yg steril, sediakan juga tabung oksigen & selangnya
• Segera lakukan usaha menghisap mulut & hidung
• Memantau mencatat usaha nafas yg pertama
• Warna kulit, adanya cairan / mekonium dlm hidung / mulut hrs diperhatikan
b. Perawatan tali pusat : setelah plasenta lahir & kondisi ibu stabil, ikat atau jepit tali pusat
Cara :
• celupkan tangan yg masih mggnakan sarung tangan ke dlm klorin 0,5% untuk membersihkan darah & sekresi tubuh lainnya
• bilas tangan dengan air matang /DTT
• keringkan tangan (bersarung tangan)
• letakkan bayi yang terbungkus diatas permukaan yang bersih dan hangat
• ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dr pusat dengan menggunakan benang DTT. Lakukan simpul kunci/ jepitkan
• Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat & lakukan pengikatan kedua dg simpul kunci dibagian TP pd sisi yg berlawanan
• Lepaskan klem penjepit & letakkan di dlm larutan klorin 0,5%
• Selimuti bayi dg kain bersih & kering, pastikan bahwa bagian kepala bayi tertutup
c. Mempertahankan suhu tubuh
Dengan cara :
• Keringkan bayi secara seksama
• Selimuti bayi dg selimut/kain bersih, kering & hangat
• Tutup bagian kepala bayi
• Anjurkan ibu untuk memeluk & menyusukan bayinya
• Lakukan penimbangan stl bayi mengenakan pakaian
• Tempatkan bayi di lingk yg hangat
d. Pencegahan infeksi
• Memberikan obat tetes mata/salep
• diberikan 1 jam pertama by lahir yaitu ; eritromysin 0,5%/tetrasiklin 1%.
• Yang biasa dipakai adalah larutan perak nitrat/ neosporin & langsung diteteskan pd mata bayi segera stl bayi lahir
BBL sangat rentan terjadi infeksi, sehingga perlu diperhatikan hal-hal dalam perawatannya.
• Cuci tangan sebelum & setelah kontak dengan bayi
• Pakai sarung tangan bersih pd saat menangani bayi yg blm dimandikan
• Pastikan semua peralatan (gunting, benang tali pusat) telah di DTT, jika menggunakan bola karet penghisap, pastukan dlm keadaan bersih
• Pastikan semua pakaian, handuk, selimut serta kain yg digunakan untuk bayi dlm keadaan bersih
• Pastikan timbangan, pipa pengukur, termometer, stetoskop & benda2 lainnya akan bersentuhan dg bayi dlm keadaan bersih (dekontaminasi setelah digunakan)
2. Asuhan bayi baru lahir 1-24 jam pertama kelahiran
Tujuannya adalah mengetahui aktivitas bayi normal/tdk & identifikasi masalah kesehatan BBL yg memerlukan perhatian keluarga & penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan
Pemantauan 2 jam pertama meliputi :
• Kemampuan menghisap (kuat/lemah)
• Bayi tampak aktif/lunglai
• Bayi kemerahan /biru
Sebelum penolong meninggalkan ibu, harus melakukan pemeriksaan & penilaian ada tidaknya masalah kesehatan terutama pada :
• Bayi kecil masa kehamilan/KB
• Gangguan pernafasan
• Hipotermia
• Infeksi
• Cacat bawaan/trauma lahir
Jika tidak ada masalah maka :
a. lanjutkan pengamatan pernafasan, warna & aktivitasnya
b. Pertahankan suhu tubuh bayi dg cara :
• hindari memandikan min. 6 jam/min suhu 36,5 c
• bungkus bayi dengan kain yg kering & hangat, kepala bayi harus tertutup
c. Lakukan pemeriksaan fisik
• gunakan tempat yg hangat & bersih
• cuci tangan sebelum & sesudah pemeriksaan, gunakan sarung tangan & bertindak lembut
• LIHAT, DENGAR, & RASAkan
• Rekam /catat hasil pengamatan
• jika ditemukan faktor risiko/masalah segera Cari bantuan lebih lanjut
d. Pemberian vitamin K
• untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vit. K
• Bayi cukup bulan/normal 1 mg/hari peroral selama 3 hari
• Bayi berisiko 0,5mg – 1mg perperenteral/ IM
e. Identifikasi BBL
• Peralatan identifikasi BBL harus selalu tersedia
• Alat yg digunakan; kebal air, tepi halus dan tidak melukai, tdk mudah sobek dan tdk mudah lepas
• Harus tercantum ; nama bayi (Ny) tgl lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu
• Di tiap tempat tidur harus diberi tanda dg mencantumkan nama, Tgl lahir, nomor identifikasi
3. Ajarkan pada orang tua cara merawat bayi, meliputi :
1). Pemberian nutrisi
• Berikan asi seserig keinginan bayi atau kebutuhan ibu (jika payudara ibu penuh)
• Frekuensi menyusui setiap 2-3 jam
• Pastikan bayi mendapat cukup colostrum selama 24 jam. Colostrum memberikan zat perlindungan terhadap infeksi dan membantu pengeluaran mekonium.
• Berikan ASI saja sampai umur 6 bulan
2). Mempertahankan kehangatan tubuh bayi
• Suhu ruangan setidaknya 18 - 21ºC
• Jika bayi kedinginan, harus didekap erat ke tubuh ibu
• Jangan menggunakan alat penghangat buatan di tempat tidur (misalnya botol berisi air panas)
3). Mencegah infeksi
• Cuci tangan sebelum memegang bayi dan setelah menggunakan toilet untuk BAK/BAB
• Jaga tali pusat bayi dalam keadaan bersih, selalu dan letakkan popok di bawah tali pusat. Jika tali pusat kotor cuci dengan air bersih dan sabun. Laporkan segera ke bidan jika timbul perdarahan, pembengkakan, keluar cairan, tampak merah atau bau busuk.
• Ibu menjaga kebersihan bayi dan dirinya terutama payudara dengan mandi setiap hari
• Muka, pantat, dan tali pusat dibersihkan dengan air bersih , hangat, dan sabun setiap hari.
• Jaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan pastikan setiap orang yang memegang bayi selalu cuci tangan terlebih dahulu
4. Ajarkan tanda-tanda bahaya bayi pada orang tua
• Pernafasan sulit/ > 60x/menit
• Suhu > 38 °C atau <37
• Warna kulit biru/pucat
• Hisapan lemah, mengantuk berlebihan, rewel, banyak muntah, tinja lembek, sering warna hijau tua, ada lendir darah
• Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk
• Tidak berkemih dalam 3 hari, 24 jam
• Mengigil, tangis yg tidak biasa, rewel, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang

5. Imunisasi
Imunisasi adalah suatu usaha untuk memberikan kekebalan pada bayi atau anak terhadap penyakit tertentu. Berikan immunisasi BCG, Polio dan Hepatis B yaitu
1) BCG
a. Tujuan
Untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit TBC
b. Jadwal pemberian
Bayi berumur 0-11 bulan, tapi dengan dosis 0,05 cc. Vaksinasi diulang pada umur 5 tahun
c. Diberikan secara intracutan pada lengan kanan keatas
d. Efek samping
Penyuntikan secara intradermal yang benar akan menimbulkan ulkus lokal yang supervialal 3 minggu setelah penyuntikan, ulkus yang biasa tertutup krusta akan sembuh dalam 2-3 bulan dan meninggalkan parut bulat dengan diameter 4-8 mm. Apabila dosis terlalu tinggi maka ulkus yang timbul semakain besar, namun apabila penyutikan terlalu dalam, parut yang terjadi tertarik ke dalam.
2) Hepatitis B
a. Tujuan
Untuk mendapatkan kekebalan terhadap virus hepatitis
b. Jadwal pemberian
Pada usia 0-1 bulan, dianjurkan pad usia 0-7 hari. Kemudian pada usia 2-¬3 bulan.
c. Diberikan secara IM di paha bayi dengan dosis 0,5 cc
d. Efek samping yang terjadi biasanya ringan, berupa nyeri, panas, mual nyeri sendi dan otot
3) P olio
a. Tujuan
Untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit poliomyelitis
b. Jadwal pemberian
Pada bayi umur 2-3 bulan, diberikan sebanyak 3 kali pemberian dengan dosis 2 tetes dengan interval 4 minggu. Pemberian ulang pada umur 1,5 -¬ 2 tahun dan menjelang umur 5 tahun
c. Efek samping
Setelah vaksinasi sebagian kecil resipen dapat mengalami gejala-gejala pusing, diare ringan, dan otot
6. Memandikan Bayi baru lahir :
1. pada saat lahir, bayi tidak boleh segera dimandikan.
2. bayi dimandikan paling cepat 6 jam setelah lahir.
3. mandikan dengan air hangat, diruangan yang hangat.
4. mandikan dengan cepat : bersihkan muka, leher dan ketiak dengan air dan sabun.
5. keringkan seluruh tubuh dengan cepat.
6. pakaikan baju, topi dan dibungkus dengan selimut
7. bayi tidak boleh di bedong terlalu ketat. bahkan teori sekarang, bayi tidak di perbolehkan di bedong.
8. jangan memandikan bayi jika demam atau pilek.
Selalu menjaga kebersihan bayi :
jika bayi kencing atau buang air besar, bersihkan dengan air, segera keringkan dan kenakan pakaian...
7. Jadwal Kunjungan
1. Kunjungan I pada hari pertama sampai hari ketujuh ( sejak enam jam setelah lahir sampai 7 hari)
1) Setelah 6 jam dari kelahiran bidan melanjutkan pengamatan terhadap pernafasan, warna, tingkat aktifitas, suhu tubuh dan perawatan untuk setiap penyulit yang muncul. Rujuk kedokter bila tampak tanda bahaya dan penyulit. Jika bayi sudah cukup hangat (minimal 36,5°C) bidan memandikan bayi dan melakukan perawatan talipusat. Bidan juga mengajarkan tanda bahaya kepada ibu agar segera membawa bayinya ketim medis bila timbul tanda bahaya. Selanjutnya bidan mengajarkan cara menyusui dan merawat bayi mereka.
2) Pada minggu pertama (sampai hari ke-7) bidan menanyakan keseluruhan keadaan kesehatan bayi, masalah-masalh yang dialami terutama dalam proses menyusui, apakah ada orang lain dirumahnya atau disekitarnya yang dapat membantu ibu. Bidan mengamati keadaan dan kebersihan rumah ibu, persediaan makanan dan air, amati keadaan suasana hati ibu dan bagaimana cara ibu berinteraksi dengan bayinya. Pada kunjungan ini bidan juga melakukan pemeriksaan fisik pada bayi. Jika bayi tidak aktif, meyusu tidak baik atau tampak kelainan lain, rujuk bayi kedokter atau klinik untuk perawatan selanjutnya.
2. Kunjungan II pada hari ke-8 sampai hari ke28


















ASKEB NEONATUS, BAYI DAN BALITA

No Jenis Ketrampilan Kreteria J TGL, TT & NAMA
D B M
M P S L 1 2 3 4 5
S A B
1 Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita (diatas 1 bulan)
1.1 Mengukur antopometri meliputi (BB, TB, LILA, LK, LD)
1.2 Melaksanakan DDST meliputi (motorik halus/kasar, bahaya personal/sosil)
1.3 Mengidentifikasi hasil pengukuran tumbuh kembang bayi/balita
1.4 mengisi KMS dan mengevaluasi hasil (tentang imunisasi, status gizi, pemberian makanan, dll)
1.5 penyluhan tentang APE, gizi, imunisasi untuk bayi dan balita secara kelompok
2 Imunisasi
2.1 Menyimpan berbagai jenis vaksin sesuai dengan raniat dingin (chold chan)
2.2 memberikan imunisasi dengan teknik yang benar meliputi
- BCG
- DPT dan POLIO
- Hepatitis B
- Campak
2.3 Evaluasi hasil imunisasi (mis, BCG)
2.4 Melaksanakan mantox test
3 Asuhan kebidanan bayi dan anak sehari-hari
3.1 Asuhan bayi (BBL) masa transisi 72 jam
- Penilaian AFGAR scor
- Pemeriksaan fisik bayi BBL
- Memonitor tanda-tanda vital (suhu, nadi, pernafasan)
3.2 Asuhan neonatal dasr (perawatan sehari-hari
a. Merawat tali pusat
b. Mengenakan baju popok/celana
c. Memandikan
d. Membersihkan mata
e. Membersihkan telinga
f. Membersihkan hidung/mulut
g. Membersihkan nutrisi
- Membersihkan ASI dengan tknik menyusui yang benar
- Menyiapkan dan memberikan PASI melalui speen atau sdot
- Memberikan PASI melalui sonde
- Memberikan PASI melalui sendok
- Memberi PMT sesuai usia
h. Menyiapkan bayi pulang dari rumah sakit
i. Mencegah hipolemia metode kanguru
4 Asuhan Kebidanan bayi dan anak sakit
4.1. Mengukur tanda-tanda vital (meliputi tensi, nadi, suhu, respirasi
4.2. Merawat bayi dalam incubator
4.3. Memberikan kompres dingin/ hangat
4.4. Memasang lingkar abdomen
4.5. Memasang NG Tube
4.6. Melakukan retensi lambung
4.7. Memberikan 02 melalui
- Nasal catheter
- Masker (head box)
4.8. Memberikan Nebulezer
4.9. Memasang foly catheter/ kondom catheter
4.10. Mengambill darah vena/ vena fungsi
4.11. Memasang scalven
4.12. Membantu menyiapkan dan merawat bayi dengan foto therapy
4.13. Resusitasi pada bayi
- Melaksanakan langhak awal resusitasi bayi baru lahir (mencegah kehilangan panas, membuka jalan napas menimbang bayi)
- Melaksanakan VTP dan kompresi jantung
- Melaksanakan resusitasi dengan VTP
- Membantu melaksanakan endotrakreal tube
5 Membuat asuhan kebidanan pada bayi / balita dengan
5.1. Trauma persalinan (capul succededaneum cehal haematoom, branchial polsy, fracture calvicula)
5.2. Kelainan congenital (atresi ani, hernia diafragma, hisprung, lanbia palate sebrizis, hidro ciphalos)
5.3. Risiko tinggi / kegawat daruratan (asphyxia, BBLR, hypothermia, hypoglikemi, hypeerbilirubin, dll)
5.4. Msalah yang lazim timbul (icterus fisiologis, muntah/gumoh, oral trush, diare konstipasi, diaperrasin, dll)
5.5. Penyakit yang lazim timbul
- System persanfasan (bronchitis, pneumonia, TBC, ashma, opteri, dll)
- Gangguna system pencernaan (Ge, dysentri, typhus, gizi, dll)
- Penyakit darah (anemia, leukemia, dll)
- Gangguan sytem cardiovaskuler (penyakit jantung bawaan, penyakit jantung didapat)
- Penyakit tropic (DHF, tetanus morbili)
- Infeksi saluran kencing
5.6. Kecelakaan/ keracunan (gigitan binatang kemasukan benda asing, keracunan minyak tanah, dll)