Jumat, 08 April 2011

Kontrasepsi KB Kimiawi

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN METODE KB KIMIAWI

Metode kontrasepsi sangat beragam. Pada prinsipnya ada yang dilakukan secara alami, mekanik, dan kimiawi. Metode alami dilakukan dengan cara tidak melakukan hubungan pada masa subur sang istri. Cara alami lainnya adalah dengan pencabutan sebelum ejakulasi.

Secara mekanik pada prinsipnya adalah mencegah sperma bertemu dengan sel telur. Hal ini dilakukan dengan menggunakan kondom, IUD, dan vasektomi.

Sedangkan secara kimiawi yaitu dengan cara mencegah ovulasi (proses pelepasan sel telur dari indung telur) dengan menggunakan pil KB, suntik, implan (susuk), ataupun preparat yang menghentikan atau membunuh sperma pada saat bersentuhan (spermisida) pada busa vagina, krem, jel dan supositoria vagina.

B. ALAT KONRASEPSI YANG TERMASUK KEDALAM KB KIMIAWI

1) Kontrasepsi Pil KB/Pil Progestin (MINIPIL)

Pil KB adalah kontrasepsi untuk mencegah kehamilan dengan cara menelan pil setiap hari secara teratur. Pil KB yang mengandung hormon estrogen dan progestin ini mencegah terjadinya kehamilan dengan cara meniadakan ovulasi (pengeluaran telur dari indung telur) dan mengentalkan lendir mulut rahim sehingga sperma sulit memasuki rahim. Pil KB tidak menggugurkan kehamilan yang telah terjadi.

Profil
o Cocok untuk perempuan menyusui yang ingin memakai pil KB
o Sangat efektif pada masa laktasi
o Dosis rendah
o Tidak menurunkan produksi ASI
o Tidak memberikan efek samping estrogen
o Efek samping utama adalah gangguan perdarahan, perdarahan bercak atau perdarahan tidak teratur
o Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat




Jenis Mininpil :
 Kemasan dengan isi 35 pil: 300 μg levonorgestrel atau 350 μg noretindron
 Kemasan dengan isi 28 pil: 75 μg norgestrel

Cara Keja Minipil :
• Menekan sekresi godanotropin dan sintesi steroid seks di ovarium (tidak begitu kuat)
• Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit
• Mengentalkan lender serviks sehingga menghambat penetras sperma
• Mengubah motilitas tuba sehingga transfortasi sperma terganggu

Efektifitas
Sangat efektif (98,5%). Pada penggunaan minipil jangan sampai terlupa satu-dua tablet atau jangan sampai terjadi gangguan gastrointerstinal (muntah,diare), karena akibatnya kemungkinan terjadi kehamilan sangat besar. Penggunaan obat-obat mukolitik asetilsistein bersamaan dengan minipil pelu dihindari karena mukolitik jenis ini dapat meningkatkan penetrasi sperma sehingga kemampuan kontraseptif dari minipil dapat terganggu.
Agar didapatkan kehandalan yang tinggi, maka:
 Jangan sampai ada tablet yang lupa
 Tablet digunakan pada jam yang sama (malam hari)
 Senggama sebaiknya dilakukan 3-20 jam setelah penggunaan minipil

Keuntungan Kontrasepsi Pil KB:
a. Sangat efektif bila digunakan secara benar
b. Tidak mengganggu hubungan seksual
c. Tidak mempengaruhi ASI
d. Kesuburan cepat kembali
e. Nyaman dan mudah digunakan
f. Sedikit efek samping
g. Tidak mengandung estrogen

Keterbatasan:
 Hampir 30-60% mengalami gangguan haid (perdarahan sela, spotting, amenorea)
 Peningkatan/ penurunan berat badan
 Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama
 Bila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar
 Payudara menjadi lebih tegang, mual, pusing, dermatitis atau jerawat
 Resiko kehamilan ektopik cukup tingggi (4 dari 100 kehamilan), tetapi resiko ini lebih rendah jika dibandingkan dengan perempuan yang tidak menggunakan minipil
 Efektifitasnya menjadi rendah bila digunakan bersamaan dengan obat tuberculosis atau obat epilepsy
 Tidak melindungi diri dari infeksi menular seksual atau HIV/AIDS
 Hirsutisme (tunbuh rambut/ bulu berlebihan di daerah muka), tetapi sangat jarang terjadi.

Yang Boleh Menggunakan Minipil:
Usia reproduksi
Telah memiliki anak, atau yang belum memiliki anak
Menginginkan suatu metode kontrasepsi yang sangat efektif selama periode menyusui
Pascapersalinan dan tidak menyusui
Pascakeguguran
Perokok segala usia
Mempunyai tekana darah tinggi ( selama< 189/110 mmHg) atau dengan masalah pembekuan darah Tidak boleh menggunakan estrogen atau lebih senang tidak menggunakan estrogen Yang Tidak Boleh Menggunakan Minipil:  Hamil atau diduga hamil  Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya  Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid  Menggunakan obat tuberculosis (rifampisin), atau obat untuk epilepsy (fenitoin dan barbiturate)  Kanker payudara atau riwayat payudara  Sering lupa menggunakan pil  Mioma uterus. Progestin memicu pertumbuhan mioma uterus  Riwayat stroke. Progestin menyebabkan spasme pembuluh darah. Waktu Mulai Menggunakan Minipil: • Mulai hari pertama sampai ke-5 siklus haid. Tidak diperlukan pencegahan dengan kontrasepsi lain • Dapat digunakan setiap saat, asal saja tidak terjadi kehamilan. Bila menggunakannya setelah hari ke-5 siklus haid, jangan melakukan hubungan seksual selam 2 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 2 hari saja • Bila klien tidak haid (aminore), minipil dapat digunakan setiap saat, asal saja diyakini tidak hamil. Jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau menggunakan alat kontrasepsi lain untuk 2 hari saja • Bila menyusui antara 6 minggi dan 6 bulan pascapersalinan dan tidak haid, minipil dapat dimulai setiap saat. Bila menyusui penuh, tidak memerlukan metode kontrasepsi tambahan • Bila lebih dari 6 minggu pascapersalinan dank lien telah mendapat haid, minipil dapat dimulai pada hari 1-5 siklus haid • Minipil dapat segera diberikan pascakeguguran • Bila klien sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin menggantinya dengan minipil, minipil dapat segera diberikan, bila saja kontrasepsi sebelumnya digunakan dengan benar atau ibu tersebut tidak sedang hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya • Bila kontrasepsi yang sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, minipil diberikan pada jadwal suntikan berikutnya. Tidak diperlukan penggunaan metode kontrasepsi yang lain • Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal dan ibu tersebut ingin menggantinya dengan minpil, minipil diberikan pada hari 1-5 siklus haid dan tidak memerlukan metode kontrasepsi lain • Bila kontrasepsi sebelumnya yang digunakan adalah AKDR (termasuk AKDR yang mengandung hormone), minipil dapat diberikan pada 1-5 siklus haid. Dilakukan pengangkatan AKDR Peringatan Khusus untuk Pemakai Minipil: 1) Bila beberapa bulan mengalami haid teratur dan kemudian terlambat haid, perlu dipikirkan kemungkinan telah terjadi kehamilan 2) Bila mengeluh perdarahan bercak yang disertai dengn nyeri perut hebat, maka yang pertama sekali dipikirkan adalah kehamilan ektopik 3) Problem mata (kehilangan penglihatan, atau kabur), nyeri kepala hebat, maka perlu dipikirkan terjadinya hipertensi atau problem vaskular 2) Kontrasepsi Suntik (KB Suntik) Apa yang disebut KB suntik?:  Wanita yang ingin memakai KB suntik mendapat suntikan periodik untuk mencegah kehamilan.  Ada bermacam KB suntik yang dipasarkan di Indonesia yakni: -Depo Provera (suntikan setiap 3 bulan sekali) -Noristerat (suntikan setiap 2 bulan sekali) dan -Cyclofem (suntikan 1 bulan sekali)  Disuntikkan di bokong, atau tempat lainnya. Bagaimana cara kerja KB suntik mencegah kehamilan ?: o Menghentikan (meniadakan) keluarnya sel telur dari indung telur o Membuat sperma sulit memasuki rahim karena mengentalkan lendir mulut rahim (serviks) o Tidak dapat mengeluarkan/ menghentikan kehamilan yang sudah terjadi Efektivitas KB suntik: • Sangat efektif, kegagalan pada pemakai KB suntik hanya sekitar 0.3 kehamilan dari 100 pemakai pada tahun pertama pemakaian. ( 1 dari 333 pemakai masih bisa hamil) Keuntungan memakai KB suntik:  Cocok untuk mencegah kehamilan atau menjarangkan kehamilan dalam jangka panjang dan kesuburan dapat pulih kembali  Tidak terpengaruh “faktor lupa” dari pemakai (tidak seperti memakai PIL KB)  Tidak mengganggu hubungan suami istri  Dapat dipakai segala umur pada masa reproduktif  Tidak mengganggu laktasi (menyusui), baik dari segi kuantitas maupun kualitas  Dapat dipakai segera setelah masa nifas  Meningkatkan kenyamanan hubungan suami-istri karena rasa aman terhadap resiko kehamilan  Dapat dipakai segera setelah keguguran  Membantu mencegah terjadinya kehamilan di luar kandungan  Membantu mencegah kanker endometrium (rahim)  Membantu mencegah kejadian mioma uteri (tumor jinak rahim)  Mungkin dapat mencegah kanker indung telur (ovarium)  Mengurangi kejadian anemi kekurangan zat besi  Khusus untuk penderita epilepsi mengurangi kejadian kejang. Kekurangan KB suntikan: Kekurangan KB Suntikan: Efek sampingya terhadap siklus haid/menstruasi sering “tidak menyenangkan” namun tidak berbahaya dan bukan tanda kelainan/penyakit, perubahan pola haid biasanya pada tahun pertama pemakaian yakni : Perdarahan bercak , dapat lama Jarang terjadi perdarahan yang banyak Tidak dapat haid (sering setelah pemakaian berulang) Sering menaikkan Berat Badan Dapat menyebabkan (tidak pada semua akseptor) sakit kepala, nyeri payudara, “moodiness”, jerawat, kurangnya libido seksual, rambut rontok. Perlu suntikan ulangan teratur Perlu follow up (kontrol/kunjungan berkala) untuk evaluasi Secara umum, kebanyakan wanita boleh memakai KB suntik, meskipun:  Perokok berat  Menyusui  Gemuk atau kurus  Remaja  Baru keguguran  Berpenyakit Tiroid  Epilepsi  TBC (bukan TBC kandungan)  Varises ringan  Hipertensi ringan  Siklus haid tidak teratur  Anemi kekurangan zat besi Kapan suntikan KB dapat dimulai ?: • Sedang menstruasi ( sampai hari ke 7) • Bila tidak sedang menstruasi atau menstruasi hari ke 8 atau lebih, boleh disuntik, namun memakai perlindungan ganda (kondom) selama 2 X • 24 jam. • Sedang menyusui ( segera setelah nifas, 6 minggu) • Bila tidak menyusui, berikan segera setelah nifas (6 minggu) • Tidak menyusui dan belum haid > 6 minggu, asal yakin tidak sedang hamil. atau berikan perlindungan ganda sampai haid lalu mulai suntikan.
Kapan akseptor suntik harus datang untuk kunjungan ulang (follow-up)?
1) Pada saat jadual ulangan penyuntikan (1 bulan untuk cyclofem, 2 bulan untuk noristerat dan 3 bulan untuk Depo provera)
2) Bila berhalangan, dapat datang sebelum waktu kunjungan berikutnya
3) Bila tidak dapat datang pada jadual berikutnya, pakai perlindungan ganda (kondom, spermisida, sampai bisa datang untuk suntikan.

3) Kontrasepsi Implan

Profil:
• Efektif 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk jadena , indoplant, atau implanon.
• Nyaman
• Dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi
• Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan
• Kesuburan segera kembali setelah implant dicabut
• Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak dan amenorea
• Aman dipakai pada masa laktasi.

Jenis:
• Norplant,terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm,dengan diameter 2,4 mm,yang diisi dengn 36 mg Levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
• Implanon,terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm,yang diisi dengan 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
• Jadena dan indoplan , terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonor-gestrel dengan lama kerja 3 tahun.

Cara kerja:
• Lendir servik menjadi kental
• Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
• Mengurangi transportasi sperma
• Menekan ovulasi

Efektivitas:
Sangat efektif (kegagalan 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan)

Keuntungan kontrasepsi:
• Daya guna tinggi
• Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
• Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
• Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
• Bebas dari pengaruh estrogen
• Tidak mengganggu kegiatan senggama
• Tidak mengganggu ASI
• Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
• Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan

Keterbatasan
Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea.

Timbulnya keluhan-keluhan, seperti:
• Nyeri kepala
• Peningkatan/penurunan berat badan
• Nyeri payudara
• Perasaan mual
• Kepala pusing
• Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness)
• Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
• Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS
• Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai dengan keinginan, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan
• Efektivitasnya menurun bila menggunakannya obat-obat tuberculosis (rifampisin) atau obat epilepsy (fenitoin dan barbiturat)
• Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan per tahun)

Yang boleh menggunakan implant:
• Usia reproduksi
• Telah memiliki anak ataupun yang belum
• Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektivitas tinggi dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang
• Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
• Pascaperslinan dan tidak menyusui
• Pasca keguguran
• Tidak menginginkn anak lagi tetepi menolak sterilisasi
• Riwayat kehamilan ektopik
• Tekanan darah<180/110mmHg,
• Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yg mengandung estrogen
• Sering lupa menggunakan pil.

Yang tidak boleh menggunakan implant:
 Hamil atau diduga hamil
 Perdarahan pervaginam yg belum jelas penyebab nya
 Bejolan/kangker payudara atau riwayat kangker payudara
 Tidak dapat menerima perubahan pola haid yg terjadi
 Miom uterus dan kangker payudara.
Waktu mulai menggunakan implant:
• Setiap saat selama siklus haid ke-2 sampai hari ke-7 tidak diperlikan metode kontrasepsi tambahan.
• Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan. Bila diinsersi setelah hari ke-7 siklus haid, klien jangan melakukan hubungan seksual, atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
• Bila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap sat, asal saja tidak diyakini terjadinya kehamilan, jangan melakukan hubungan seksual/ gunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
• Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan,insersi dapat dilakukan setiap saat. Bila menyusui penuh, klien tidak perlu memakai metode kontrasepsi lain.
• Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi dapat dilakukan setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
• Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya dengan implant, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini klien tersebut tidak hamil, atau klien menggunakan kontrasepsi terdahulu dengan benar.
• Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal (kecuali AKDR) dan ingin menggantinya dengan implant, insersi implan dapat dilakukan setiap saat, asal diyakini klien tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid berikut nya.
• Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya dengan imlpan, implan dapat diinsersikan pada saat haid hari ke 7 dan klien jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. AKDR segera dicabut
• Pascakeguguran implan dapat segera diinsersikan.


4) Kontrasepsi Spermisida
Spermisida merupakan alat kontrasepsi yang menyediakan barier mekanik untuk penetrasi sperma. Dipasarkan dalam bentuk krim, jelly, supositoria, film dan foam (aerosol), zat aktifnya adalah nonoxynol-9 atau octoxynol-9. Penelitian menunjukkan preparat yang paling efektif adalah mengandung 100 mg nonoxynol-9 (Raymond et.al, 2004). Kebanyakan dapat dibeli tanpa resep dokter.
Cara pemakaiannya: spermisida harus dideposit di dalam vagina yang berkontak dengan serviks sesaat sebelum senggama. Durasi penggunaannya sekitar satu jam, dan harus diaplikasikan lagi jika mengulangi senggama. Penggunaan yang inkonsisten menyebabkan angka kehamilan yang tinggi. Spermisida dalam penggunaan saat ini ternyata dapat memberikan proteksi parsial terhadap penyakit menular seksual seperti gonore (Feldblum dan Fortney, 1988). Spermisida tidak bersifat teratogenik (Brigss et.al, 2002).

Gambar 5. Cara mengaplikasikan spermisida. Pemberian aerosol dengan bantuan aplikator (kiri) dan jenis suppositoria (kanan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar