Jumat, 08 April 2011

Deteksi Dini Komplikasi pada Masa Nifas

BAB II
PEMBAHASAN
A. KEHILANGAN NAFSU MAKAN DALAM WAKTU YANG LAMA
Sesudah anak lahir ibu akan merasa lelah mungkin juga lemas karena kehabisan tenaga. Hendaknya lekas berikan minuman hangat, susu, kopi atau teh yang bergula. Apabila ibu menghendaki makanan, berikanlah makanan yang sifatnya ringan walaupun dalam persalinan lambung dan alat pencernaan tidak langsung turut mengadakan proses persalianan, tetapi sedikit atau banyak pasti dipengaruhi proses persalinannya tersebut.
Sehingga alat pencernaan perlu istirahat guna memulihkan keadaanya kembali. Oleh karena itu tidak benar bila ibu diberikan makanan sebanyak-banyaknya walaupun ibu menginginkannya. Tetapi biasanya disebabkan adanya kelelahan yang amat berat, nafsu makan pun akan terganggu, sehingga ibu tidak ingin makan sampai kehilangan itu hilang.

Tips Untuk Mengatasi Hilangnya Nafsu Makan :
 Ibu yang mengalami kehilangan nafsu makan bisa dihindari dengan upaya menyajikan hidangan dalam porsi kecil dan penampilan menarik.
 Jangan lupa, konsumsi vitamin C dan vitamin B (vitamin larut air) serta beberapa mineral seperti zinc, kalium, magnesium.
 Kita bisa memperolehnya dari beberapa bahan makanan.
o Zinc: daging, hati, kerang, telur, serealia tumbuk, kacang-kacangan.
o Kalium: makanan mentah atau segar, terutama sayuran, buah dan kacang-kacangan.
o Magnesium: sayuran hijau, serealia tumbuk, biji-bijian, kacang-kacangan, daging, susu, daging.
o Vitamin B: biji-bijian, kacang-kacangan, kacang merah, tofu, tuna, ikan salmon, sayuran.
o Vitamin C: buah jeruk, melon, semangka, bayam, brokoli, tomat, ubi, kubis, kembang kol.
o Coba cari variasi makanan, diluar makanan biasa ibu. Makanan yang paling enak menurut ibu...(mungkin bisa mempercepat mengembalikan nafsu makannya).
Keadaan nafsu makan yang kurang atau sama sekali tidak ada kita sebut dengan istilah “Anoreksia”. Anoreksia bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala klinis dari suatu penyakit atau kelainan tertentu.
Banyak hal yang dapat menyebabkan anoreksia, antara lain penyakit organik, faktor psikologis, dan pengaturan makan yang kurang baik. Penyakit infeksi seperti pada saluran napas atas juga TBC dapat memberikan gejala anoreksia.
Jadi, jangan sampai seorang ibu nifas tidak berusaha untuk mengembalikan nafsu makannya karena akan dapat menimbulkan penyakit yang disebutkan diatas, yaitu penyakit Anoreksia.
B. RASA SAKIT, MERAH, LUNAK/PEMBENGKAKAN PADA KAKI
Selama masa nifas, dapat terbentuk thrombus sementara pada vena-vena manapun di pelvis yang mengalami dilatasi, dan mungkin lebih sering mengalaminya. Rasa sakit yang berlebihan pada masa nifas itu berkekungkinan besar jika pada masa kehamilan ibu juga mengalami.
Faktor predisposisi, yaitu:
a. Obesitas
b. Peningkatan umur maternal dan tingginya paritas
c. Riwayat sebelumnya mendukung
d. Anestesi dan pembedahan dengan kemungkinan trauma yang lama pada keadaan pembuluh vena
e. Anemia maternal
f. Hipotermi atau penyakit jantung
g. Endometritis
h. Varicostitis




Manifestasi
 Timbul secara akut
 Timbul rasa nyeri akibat terbakar
 Nyeri tekan permukaan
Antisipasi dan Penanganan Yang Perlu Dilakukan adalah:
o Posisi tidur yang baik selama hamil dan pengeluaran cairan secara teratur akan dapat mengurangi pembengkakan pada kaki.
o Segera anjurkan ibu untuk melakukan senam nifas, karena dengan bergeraknya anggota tubuh maka akan mencegah terjadinya pembengkakan pada kaki.
o Menganjurkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan cara membersihkan daerah buang air kecil ketika ada rasa sakit pada pada jahitan ibu pada masa nifas
o Memberikan dukungan emosional kepada ibu, serta keluarganya.

C. MERASA SEDIH ATAU TIDAK MAMPU MENGASUH DIRI DAN BAYINYA
Pada minggu-minggu awal setelah persalinan sampai kurang lebih 1 tahun ibu post partum cenderung akan mengalami perasaan-perasaan yang tidak pada umumnya, seperti merasa sedih, tidak mampu mengasuh dirinya sendiri dan bayinya.
Faktor penyebabnya adalah:
 Kekecewaan emosional yang mengikuti kegiatan bercampur rasa takut yang dialami kebanyakan wanita selama hamil dan melahirkan
 Rasa nyeri pada awal masa nifas
 Kelelahan akibat kurang tidur selama persalinan dan telah melahirkan kebanyakan di rumah sakit
 Kecemasan akan kemampuannya untuk marawat bayinya setelah meninggalkan rumah sakit
 Ketakutan akan menjadi tidak menarik lagi

Bermacam-macam Reaksi, tindakan serta pemikiran-pemikiran ibu yang merasa sedih atau tidak mampu mengasuh diri dan bayinya, dapat dilihat pada poin2 dibawah ini :
 Perasaan tidak menentu menyertai ibu seusai kelahiran anak. Yang dominan, rasa ingin marah terus. “kadang ibu bisa kasihan pada suami karena ia sudah berusaha keras untuk membantu, termasuk bangun malam. Tapi sedikit saja kekeliruan bisa membuat ibu meledak,”
 Tak jarang seorang ibu merasakan banyak kekhawatiran; khawatir tak bisa menjadi ibu yang baik dan lain-lain. Juga rasa sedih yang tak tentu sebab. Kadang ia merasa berada di padang luas tanpa batas, Sendirian, Sunyi, Perasaan kosong yang teramat dalam, yang tak pernah bisa ia bagi kepada siapa pun. Padahal orang-orang terdekatnya, seperti orangtua dan suami, sangat mendukungnya. Setiap malam, sang suami ikut mengganti popok anaknya yang basah.
 Banyak perempuan mengalami perasaan berubah-ubah secara ekstrem (mood swings) pasca melahirkan. Semua perempuan berpotensi mengalaminya, termasuk aktivitas yang tercerahkan dengan suami yang sungguh-sungguh sangat mendukung. Selama lebih tiga bulan ibu mengalami gejolak emosi yang sangat tidak stabil. Terkadang ia merasa bahagia dianugerahi seorang anak, lalu muncul kesedihan yang luar biasa. Ia juga merasa kebebasan dan privasinya sangat berkurang karena waktunya habis untuk mengurus anak.
 Walaupun selama masa kehamilan, ibu sudah mempersiapkan secara matang tentang perawatan anaknya yang akan lahir. Ia membaca semua buku menjelang kelahiran anaknya itu. ibu yang tinggal jauh dari mertua dan orangtua merasa sudah siap mental untuk mengasuh dan merawat bayi. Namun perkiraannya ibu bisa meleset. Setelah melahirkan, secara teknis ibu memang tidak canggung lagi merawat dan mengasuh anaknya. Akan tetapi tidak secara psikologis. Petunjuk “ilmu” yang ia pelajari dari buku ternyata tidak mendapat dukungan dari lingkungan terdekatnya.
 Akan tetapi, tak banyak yang memerhatikan berbagai faktor yang dapat membuat perempuan mengalami gangguan kejiwaan atau depresi pascamelahirkan. Beberapa di antaranya bahkan dapat berakibat fatal. Rasa bahagia ketika mendapatkan bayi bukanlah jaminan semuanya akan baik-baik saja.
 Rasa sakit yang luar biasa pada proses kelahiran bisa menjadi salah satu faktor pencetus. Seperti ibu yang mengalami proses panjang dan rumit (sempat diinduksi beberapa kali, ketubannya pecah sementara rahimnya belum mengalami proses pembukaan, tekanan darahnya naik) sebelum dokter yang menanganinya memutuskan agar ia dioperasi cesar.
 Perjuangan berat saat melahirkan membawa dampak psikologis yang cukup berat bagi ibu. Setelah melahirkan, ibu harus istirahat total satu minggu. Dalam keadaan sakit, ia masih harus berjuang lagi untuk menyusui anaknya.
Adapun tindakan yang harus kita lakukan terhadap keadaan ibu yang seperti ini yaitu:
Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman yang terjadi pada masa nifas.
Berikan support yang bisa diterima oleh ibu, misalnya kita mengatakan bahwa ibu pasti bisa melakukan yang terbaik buat bayi ibu. Ibu tidak perlu takut dan kwatir dalam pengasuhan bayi ibu, karena ibu tidak sendiri ada suami, orang tua, apalagi saya yang akan tetap sedia membatu ibu dalam mengasuh bayi ibu tersebut karena ini merupakan salah satu tanggung jawab saya juga.
Bertindaklah sebagai promotor hubungan antara ibu, bayi dan keluarga.
Memberikan dukungan yang berkesenambungan.
Beri keyakinan kepada ibu agar tidak ragu-ragu dalam memberikan asuhan terhadap bayinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar